Seorang ulama Salaf berkisah :
Saya pernah bertemu satu anak kecil dalam perjalanan menuju Mekkah.
" Kamu tidak merasa takut? ", saya bertanya.
Anak kecil itu menjawab, " Sungguh! Merasa tenang dengan Allah dapat menghilangkan semua rasa takut yang ada pada diriku"
( al Mudhisy, karya Ibnul Jauzi, hal.500 )
Subhanallah!
1. Kaum Salaf mendidik anak untuk cinta kepada Allah Ta'ala. Sejak kecil telah tertanam rasa dekat dan tenang dengan Allah Ta'ala.
Anak tidak dituntut meraih prestasi duniawi. Anak tidak dikejar-kejar menumpuk koleksi piagam penghargaan. Anak tidak ditarget mendapat piala sang juara sebanyak-banyaknya. Anak tidak dipatok sekadar nilai setinggi-tingginya.
Esensi pendidikan adalah membentuk kepribadian yang mulia. Punya tanggungjawab, amanah, jujur, dan dapat dipercaya. Hal itu dapat tercapai dengan mengokohkan akidah tauhid.
2. Perhatian kaum Salaf terhadap anak-anak. Bertemu dengan seorang anak adalah momen menyenangkan. Suatu kesempatan emas untuk berbincang, berdiskusi, dan berbicara.
Bagi Salaf ; anak-anak adalah aset paling berharga. Oleh karena itu, anak-anak selalu menjadi prioritas utama. Terus dinomorsatukan.
3. Apresiasi kaum Salaf kepada anak-anak. Coba lihat bagaimana ulama tersebut menceritakan kejadian itu untuk kita. Kalau tidak menghargai, buat apa cerita itu disampaikan?
Hal ini sekaligus membuktikan ketawadhuan Salaf!
4. Jawaban anak kecil itu adalah jawaban untuk semua tanya yang ada, " Kenapa aku merasa gelisah? Kenapa aku cemas? Kenapa aku dibayangi ketakutan? ", dan tanya-tanya semisal.
Maka, gelisah kita, karena jauh dari Allah Ta'ala.
Lendah, 22 Jumadal Akhir 1443 H/25 Januari 2022
t.me/anakmudadansalaf

Post a Comment